MAKALAH “Pengalamatan
IP Address”
Nama : Novia Nurul
Khasanah
No : 22
Kelas : XII MM2
SMK PANCASILA 6
JATISRONO
Tahun Pelajaran
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “IP Addressing”.
Pepatah mengatakan tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu
kami sadar dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, kami
mohon maaf dan meminta kepada Bapak dosen, kiranya sudi memberikan kritik dan
saran untuk perbaikan selanjutnya. Sekian dari kami semoga tugas ini sesuai
dengan apa yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Jatisrono, 05 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar....................................................................................................
i
Daftar
Isi..............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................
1
1.3 Tujuan...................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
3
2.1 Pengertian IP
Address.....................................................................................
3
2.1.1 IP
Version....................................................................................................
3
2.1.2 Aturan
Dasar Pemilihan Network ID dan Host ID......................................
4
2.1.3 Subnet
Mask.........................................................................................................
5
2.1.4 Format
Penulisan Ip Addressing..................................................................
5
2.1.5 Jenis-Jenis
IP Address..................................................................................
6
2.2 Klasifikasi
Jaringan Internet...........................................................................
7
2.2.1 Berdasarkan
Kelasnya...................................................................................
7
2.2.2 Berdasarkan
Pada Ukuran Jaringan................................................................
10
2.3 Address
Khusus.................................................................................................
11
2.4 Pengertian
Subnetting.......................................................................................
13
2.4.1 Dua Alasan Utama
Melakukan Subnetting.....................................................
13
2.4.2 Tujuan
dari Subnetting....................................................................................
13
2.4.3 Fungsi Subnetting............................................................................................
14
2.4.4 Proses Subnetting.............................................................................................
14
BAB III
PENUTUP.................................................................................................
15
3.1
Kesimpulan.........................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAK ……........................................................................................
17
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengembangan dan kemajuan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) kini kian pesat menjadikan kebutuhan akan komputer dan
perangkat teknologi lainnya yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin
menjadi kebutuhan tersendiri. Dan berbicara tentang jaringan komputer saat ini
sangatlah bermanfaat dan mungkin sudah sangat biasa penggunaannya, karena
hampir semua orang sangat membutuhkan jaringan komputer ini terutama bagi
mereka yang menggunakan internet. Komunikasi data dalam suatu jaringan
membutuhkan suatu aturan tertentu sehingga komputer–komputer yang terhubung
dapat saling terjadi proses komunikasi data. Dalam istilah jaringan komputer,
aturan tersebut disebut sebagai protokol.
Untuk dapat saling berkomunikasi data dalam suatu jaringan dibutuhkan protocol
yang dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis Sistem Operasi. Protokol yang
dapat diimplementasikan pada berbagai macam Sistem Operasi adalah protokol IP.
Dengan adanya protokol IP komunikasi antara Ms. Windows dan Novel Netware
dapat dilakukan. Oleh karena itu makalah ini akan membahas semua yang berkaitan
dengan IP.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan IP addressing?
1.2.2 Bagaimana pengklasifikasian jaringan internet?
1.2.3 Apa sajakah yang termasuk dalam address khusus?
1.2.4 Apakah yang dimaksud dengan subnetting?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1 Untuk
mengetahui yang dimaksud dengan IP addressing.
1.3.2 Untuk mengetahui pengklasifikasian jaringan
internet.
1.3.3 Untuk mengetahui yang termasuk dalam address khusus.
1.3.4 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan subnetting.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IP
Address
IP Address adalah alamat yang diberikan ke
jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address
terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka
desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1. Oleh karena
protocol IP adalah protocol yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi
didalam jaringan komputer satu dengan lain, maka kita harus benar-benar
memahami IP address ini.
IP address digunakan sebagai alamat
dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem
komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah
diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IPaddress berarti kita
telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interfacekomputer.
Jika suatu computer memiliki lebih dari satu interface maka kita harus memberi
dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing
untuk setiap interfacenya.
2.1.1 IP Version
Saat ini ada dua versi dari ip yang digunakan,
yaitu sebagai berikut:
1. IP Versi 4 (IPv4)
Internet protocol version 4 atau IPv4 terdiri dari 32-bit
dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia. Sebagai
contoh yaitu 172.146.80.100, jika host di seluruh dunia melebihi angka
4.294.967.296 maka dibuatlah IPv6. Pengalamatan IPv4, yaitu dekomposisi dari
alamat IPv4 dari notasi dot-desimal ke nilai biner. Dalam IPv4 alamat
terdiri dari 32 bit yang membatasi ruang alamat ke 4294967296 (232) alamat unik
mungkin. IPv4 mencadangkan beberapa alamat untuk tujuan khusus seperti jaringan
privat (~ 18 juta alamat) atau alamat multicast (~ 270 juta alamat). Alamat
IPv4 yang kanonis diwakili dalam notasi dot-desimal, yang terdiri dari empat
angka desimal, masing-masing mulai dari 0 sampai 255, dipisahkan oleh titik, misalnya,
172.16.254.1. Setiap bagian mewakili sekelompok 8 bit (oktet) alamat. Dalam
beberapa kasus penulisan teknis, alamat IPv4 dapat disajikan dalam berbagai
heksadesimal, oktal, atau representasi biner.
2. IP Versi 6 (IPv6)
IPv6 diciptakan untuk menjawab kekhawatiran akan kemampuan IPv4 yang
hanya menggunakan 32 bit untuk menampung IP Address di seluruh dunia, semakin
banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia IPv4
dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya, untuk
itulah IPv6 versi 128 bit diciptakan. Dengan kemampuanya yang jauh lebih besar
dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan IP Address pada seluruh pengguna
jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak.
Pengalamatan IPv4, yaitu dekomposisi dari alamat IPv6 dari representasi
heksadesimal ke nilai biner. Ukuran alamat meningkat 32-128 bit atau 16 oktet.
Secara matematis, ruang alamat baru menyediakan potensi maksimal 2.128, atau
sekitar 3,403 × 1038 alamat.
Tujuan utama dari desain baru tidak hanya untuk memberikan jumlah yang
cukup alamat, melainkan untuk memungkinkan agregasi efisien subnetwork
Routingprefiks pada node routing. Akibatnya, ukuran tabel
routing yang lebih kecil, dan kemungkinan alokasi individu terkecil adalah
subnet untuk 264 host, yang merupakan kuadrat dari ukuran seluruh internet
IPv4. Pada tingkat ini, tingkat pemanfaatan alamat sebenarnya akan menjadi
kecil pada setiap segmen jaringan IPv6.
2.1.2 Aturan Dasar
Pemilihan Network ID dan Host ID
IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network ID dan host ID,
dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan dari
peralatan jaringan. IP address memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan
jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu berada. Aturan dasar
pemilihan network ID dan Host ID ada tiga, yaitu :
1. Network ID tidak boleh sama dengan 127,
karena network ID 127 secara default digunakan sebagai
alamat loopback yakni alamat IP address yang
digunakan oleh suatu komputer yang menunjuk dirinya sendiri
2. Network ID dan host ID tidak boleh sama
dengan 255, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan
alamat yang mewakili seluruh jaringan
3. Network ID dan host ID
tidak boleh sama dengan 0, karena akan diartikan sebagai alamat network.
Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan buka
host. Host ID harus unik dalam suatu network,
dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang
memiliki host ID yang sama.
2.1.3 Subnet
Mask
Nilai subnet mask
berfungsi untuk memisahkan network ID dengan host ID. Subnet
mask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah jaringan yang dimaksud
adalah jaringan lokal atau nonlokal. Untuk jaringan nonlokal berarti TCP/IP
harus mengirimkan paket data melalui sebuah router. Dengan demikian, diperlukan
address mask untuk menyaring IP address dan paket data yang keluar masuk
jaringan tersebut.
Network ID dan host ID di dalam IP
address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing–masing subnet
mask menggunakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua satu
(1) yang menggunakan network ID dan semua nol (0) menunjukkan
host ID dari porsi IP address.
2.1.4 Format Penulisan Ip Addressing
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda
titik setiap 8 bitnya. Tiap bit ini disebut sebagai octet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut: xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi, IP address memiliki range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111.
Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah
untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang
masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan ‘notasi
desimal bertitik’. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP
address. Contoh hubungan IP address dalam format biner dan desimal:
Desimal
|
167
|
205
|
206
|
100
|
Biner
|
10100111
|
11001101
|
11001110
|
01100100
|
2.1.5 Jenis-Jenis IP
Address
1. IP
Public
Ini adalah Internet Assigned Numbers Authority (IANA)
terdaftar alamat yang terlihat di Internet. Public bit tertinggi range
address bit network address
1. kelas A 0
0 – 127* 8
2. kelas B 10
128 – 191 16
3. kelas C 110
192 – 223 24
4. kelas D 1110
224 – 239 28
2. Privat
Privat Address adalah kelompok IP Addres yang dapat dipakai tanpa harus
melakukan pendaftaran. IP Address ini hanya dapat digunakan untuk jaringan
lokal (LAN) dan tidak dikenal dan diabaikan oleh Internet. Alamat ini adalah
unik bagi jaringan lokalnya tetapi tidak unik bagi jaringan global. Agar IP
Private ini dapat terkoneksi ke internet, diperlukan
peralatan Router dengan fasilitas Network Address Traslation (NAT).
Berikut adalah alamat yang dicadangkan untuk jaringan private:
· Private Address Kelas
A:
IP Address dari 10.0.0.0 – 10.255.255.254, setara dengan sebuah jaringan
dengan 24 bit host. Atau sekitar 16.777.214 host
· Private Address Kelas B:
172.16.0.0 – 172.31.255.255, setara dengan 16 jaringan yang
masing-masing jaringan memiliki host efektif sebanyak 65.534 host
· Private Address Kelas C:
192.168.0.0 – 192.168.255.254, setara dengan 256 jaringan yang
masing-masing jaringan memiliki host efektif sebanyak 254 host.
2.2 Klasifikasi
Jaringan Internet
IP address dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu
bagian network (net ID) dan bagian hist (host ID).
Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari networkyang
lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam
suatu network. Jadi seluruh host yang tersambung dalam jaringan
yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal pada
bagian awal address merupakan networkbit/network number,
sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagiannetwork dan host tidak
tetap, bergantung kepada kelas network.
2.2.1 Berdasarkan
Kelasnya
Berdasarkan kelasnya IP address dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas
A, B, C, D, E. perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Perangkat
lunak Internet protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji
beberapa bit pertama dari IP address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara
berikut:
· Kelas A
Bit pertama address kelas A adalah 0 dengan panjang net ID 8 bit dan
panjang host 24 bit. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, jadi byte
pertama IP address kelas A memiliki range dari 0-127, yakni dari nomor
0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx. Tiap network dapat menampung sekitar
16 juta (256^3) host. IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah
host yang sangat besar. (xxx adalah variabel, nilainya dari 0 s/d 255). IP
address ini dilukiskan pada gambar berikut:
Formatnya :
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama : 0
Panjang Network ID : 8
bit
Panjang Host ID : 24
bit
Byte pertama : 0 – 127
Jumlah : 126 kelas A
(0 dan 127 dicadangkan)
Range IP :
1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214
IP address pada tiap kelas A
· Kelas B
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya
selalu bernilai 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya
adalah host ID sehingga kalau ada computer memilii IP address 192.168.26.161,
network ID 192.168 dan host ID 26.161. pada IP address kelas B ini memiliki
range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxxyakni berjumlah 65.255
netwrok dan jumlah host tiap network 256^2 host atau sekitar 65 ribu host
Formatnya:
Format :
10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
2 bit pertama : 10
Panjang Network ID :
16 bit
Panjang Host ID : 16
bit
Byte pertama : 128 –
191
Jumlah : 16.384 kelas
B
Range IP :
128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.535 IP
address pada tiap kelas B
· Kelas C
Jika 3 bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network
kelas C. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit
sisanya, sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2
juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor
192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu
menampung sekitar 256 host.
Formatnya:
Format :
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
3 bit pertama : 110
Panjang Network ID :
24 bit
Panjang Host ID : 8
bit
Byte pertama : 192 –
223
Jumlah : 2.097.152
kelas C
Range IP : 192.0.0.xxx
sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP
address pada tiap kelas C
· Kelas D
Khusus kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting.
Dalam kelas ini tidak lagi dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit
pertama adalah 1110, sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247,
sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang
menggunakan IP address ini. Dalam multitasking tidak dikenal network ID
dan Host ID. IP Address merupakan kelas D yang digunakan untukmulticast
address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi
(bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah
komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast
address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time
video conference yang melibatkan lebih dari dua host
(multipoint), menggunakanMulticast Backbone.
Formatnya:
4 Bit Pertama : 1110
Byte Inisial : 224 –
247
· Kelas E
Kelas terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari
seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga
tidak ada dikenal netid dan hostid di sini. IP address E tidak
diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset
1111 sehingga byte pertama berkisar antara 248-255
Formatnya:
4 Bit Pertama : 1111
Byte Inisial : 248 –
255.
2.2.2 Berdasarkan Pada Ukuran Jaringan
Berdasarkan pada ukuran jaringan Internet dibagi dalam empat bagian,
yaitu :
· LAN (Local Area Network)
LAN adalah jaringan lokal atau jaringan private yang ada dalam satu
gedung atau dalam satu ruangan. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang
menggunakan satu resource secara bersama–sama, misalnya penggunaan printer secara
bersama–sama, penggunaan media penyimpanan secara bersama, dan lain–lain.
· MAN (Metropolitan Area Network)
MAN adalah pengembangan dari LAN yang menggunakan metode yang sama
dengan LAN tetapi daerah cakupannya lebih luas. Daerah cakupan LAN yang hanya
ada pada suatu ruangan atau gedung, tetapi pada MAN cakupannya bisa sampai satu
RT atau beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama.
· WAN (Wide Area Network)
WAN dengan cakupan yang lebih luas lagi, cakupannya meliputi satu
kawasan, satu pulau atau satu negara bahkan benua. Sedangkan metode yang
dipakai dalam WAN hampir sama dengan yang dipakai di dalam LAN dan MAN.
· Internet
Internet adalah interkoneksi antar jaringan–jaringan komputer yang ada
di dunia yang bisa saling berkomunikasi dan bertukar informasi menggunakan
standar Internet Protocol (IP).
2.3 Address Khusus
Selain address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address
yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal
host. Address itu adalah:
a) Network
Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network
pada jaringan internet. Misalkan untuk host dengan IP address kelas
B 192.168.9.35 tanpa memakai subnet,network address ini adalah
192.168.0.0 address ini didapat dengan membuat seluruh bit
host pada segmen 2 terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
informasi routing pada internet. Router cukup melihat network
address 192.168 untuk menentukan ke router mana
datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan tuang pos cukup
melihat kota tujuan pada alamat surat tidak perlu membaca seluruh alamat untuk
menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
b) Broadcast
Address
Address ini digunakan
untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host
yang ada pada suatu network. Seperti diketahui setiap datagram IP
memiliki header alamat tujuan berupa IP address dari host yang
akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini maka hanya host
tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya.
Tidak efisien apabila harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host
tujuan, pemakai bandwith akan meningkat dan beban kerja host pengirim
bertambah, padahal isi datagram tersebut sama. Oleh karena itu dibuat konsep
broadcast address, host cukup mengirim ke alamat broadcast maka seluruh host
pada network akan menerima datagram tersebut.
Jadi sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk
menerima datagram, pertama adalah IP addressnya yang bersifat unik
dan kedua adalah broadcast addresspada network tempat
host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan
membuat bit-bit hst pada IP address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan
IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2 broadcast addressnya
192.168.255.255 (2 segmen dari IP address tersebut disebut
berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255) jenis
informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
c) Multicast
Address
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan
untuk komunikasi antar host yang menggunakan datagram unicast.
Artinya datagram memiliki addresstujuan berupa satu host tertentu.
Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada
datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkanhost lain
akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk 2 mode pengirman ini (unicast dan broadcast) muncul
pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin
berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group) dengan hanya
mengirimkan satu datagram saja.Namun berbeda dengan mode broadcast hanya
host-host yang tergabung dalam sutu group saja yang akan menerima datagram ini,
sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu dikenalkan konsep
multicast. Pada konsep ini setiap group yang menjalankan aplikasi bersana
mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada gambar dibawah
224-239
|
0-255
|
0-255
|
0-255
|
1110xxxx
|
xxxxxxxx
|
Xxxxxxxx
|
xxxxxxxx
|
Untuk keperluan
multicast sejumlah IP address dialokasikan sebagai multicast
address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255) maka IP address merupakanmulticast address.
Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group buka untuk host seperti
pada kelas A, B dan C. Anggota group ini juga tidak
terbatas pada jaringan di satu subnet,namun bisa mencapai seluruh dunia karena
menyerupai sutu backbone maka jaringan multicast ini
dikenal pula sebagai Multicast Bacbone (Mbone).
2.4
Pengertian Subnetting
Subnetting adalah
teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan
cara mengorbankan bit host ID pada subnet mask untuk
dijadikanNetwork ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi
beberapasubnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya
dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP Address kelas
B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan
menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang
ada dalam tiap network tersebut.
2.4.1 Dua alasan utama
melakukan subnetting
Dua alasan utama
melakukan subnetting antara lain :
1. Mengalokasikan IP address yang
terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di
kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau
16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat
banyak networkdengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya
sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang
memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang
memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas
B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah
organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut
di dalam network ID yang sama akan memperlambat network.
Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID
yang sama harus berada di physical network yang sama juga.Physical
network memiliki domain broadcast yang sama, yang
berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena
alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke
dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih
kecil dari Class C address.
2.4.2 Tujuan dari subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk
jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas
C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas
sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan
suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4. Untuk
mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam
sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan daam suatu network, karena router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang
berbeda jika setiap network memiliki address network yang
unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya
kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
2.4.3 Fungsi subnetting
Fungsi subnetting antara lain sebagai berikut:
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data
yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau
macet.
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak
geografis yang menjauh,
2.4.4 Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan
beberapa proses, yaitu:
1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan
oleh subnet mask
2. Menentukan jumlah host per subnet
3. Menentukan subnet yang valid
4. Menentukan alamat broadcast untuk
tiap subnet
5. Menentukan host–host yang valid untuk
tiap subnet
BAB 3. PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
IP Address adalah alamat yang diberikan ke jaringan dan peralatan
jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka
biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh
tanda titik seperti 192.16.10.1. IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu network
ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan
host ID menentukan dari peralatan jaringan. Nilai subnet mask berfungsi untuk
memisahkan network ID dengan host ID. Subnet mask diperlukan oleh TCP/IP untuk
menentukan apakah jaringan yang dimaksud adalah jaringan lokal atau nonlokal.
Klasifikasi jaringan internet di kelompokkan menjadi dua yaitu
klasifikasi berdasarkan kelasnya dan klasifikasi berdasarkan pada ukuran
jaringan. Berdasarkan kelasnya IP address dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas
A, B, C, D, E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Perangkat
lunak Internet protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji
beberapa bit pertama dari IP address. Berdasarkan pada ukuran jaringan Internet
dibagi dalam empat bagian, yaitu a) LAN, b) MAN, c) WAN, dan d) Internet.
Selain address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang
digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host,
yaitu:
a) Network Address
Address ini digunakan
untuk mengenali suatu network pada jaringan internet.
b)
Broadcast Address
Address ini digunakan untuk
mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada
pada suatu network.
c) Multicast
Address
Kelas address A, B dan
C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host yang
menggunakan datagram unicast.
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan
yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk
dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi
beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP
addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C.
Daftar Pusaka :
http://rindaamilia08.blogspot.co.id/2016/06/makalah-ip-addressing-disusun.html